Jumat, 30 Oktober 2015

PENGENALN DAKWAH SALAF BAGI PEMULA BAG 41

*************
📜🌹 PENGENALAN DAKWAH SALAF BAGI PEMULA🚦
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰✔

📊 BAGIAN 4⃣1⃣

📈 PILAR PILAR DAKWAH SALAFIYAH  📉

⭐ Al Ustadz Muhammad Afiffudin Hafizhahulloh

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

📊 MENGIKUTI SUNNAH NABI SHOLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAM BUKTI CINTA KEOADA ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA.

💧Mengikuti sunnah adalah bukti kejujuran cinta kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sebab mendapat ampunan.

📜mAllah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ

“Katakanlah, ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosa kalian….’.” (Ali Imran: 31)

⭕ Cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak cukup semata pengakuan, tetapi harus ada pembuktian.

👆🏼 Ayat di atas menegaskan bahwa bukti kejujuran cinta seseorang kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah mengikuti sunnah Rasul-Nya dalam semua hal, baik yang terkait dengan prinsip-prinsip agama maupun hukum-hukumnya, secara lahir maupun batin.

☝🏼 Barang siapa mengikuti Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam segala kondisi, ucapan, dan perbuatan; dia telah jujur dalam mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mencintainya, mengampuni dosanya, merahmatinya, dan meluruskan langkahnya dalam semua tindak-tanduknya. (Tafsir as-Sa’di)

*****

📜 Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai qudwah (teladan) yang wajib kita contoh dalam hal beragama dan dalam segala aspek kehidupan kita

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا (٢١)

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharapkan Allah dan hari akhir, dan dia banyak berzikir kepada Allah.” (al-Ahzab: 21)

👆🏼" Ayat yang mulia ini adalah kaidah besar dalm mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada perkataan, perbuatan, dan semua keadaannya,” kata Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan makna ayat ini.

📜 Dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang kaum muslimin bertindak mendahului Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (١)

“Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (al-Hujurat: 1)

👉🏼 Ayat ini mengandung pelajaran adab kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengagungkan, menghormati, dan memuliakan beliau.

*****

📜 Dalam ayat yang lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala meniadakan keimanan dari siapa saja yang tidak mau kembali kepada hukum sunnah atau merasa keberatan dengan ketetapan hukum sunnah. Bahkan, Allah Subhanahu wa Ta’ala menguatkan masalah ini dengan sumpah,

فَلا وَرَبِّكَ لا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا (٦٥)

“Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (an-Nisa: 65)

📜 Bahkan, dalam beberapa ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala mengecam dan mengancam dengan keras di dunia dan di akhirat siapa saja yang menyelisihi dan menentang sunnah.

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (٦٣)

“Maka hendaklah orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa fitnah atau ditimpa azab yang pedih.” (an-Nur: 63)

👉🏼 Lafadz أمره di sini maknanya adalah jalan yang ditempuh oleh Rasul: manhaj, metode, dan sunnah beliau.

📜 Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا (١١٥)

“Dan barang siapa menentang Allah dan Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa dalam kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (an-Nisa: 115).

💢 Musyaqqah (menentang) Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam meliputi semua bentuk penentangan, di antaranya menyelisihi sunnah, mendustakan, menolak sebagian atau seluruh sunnah, mengingkari sebagian atau seluruhnya, tidak mengamalkannya dan tidak bertahkim kepadanya, serta meniti jalan selain jalan sunnah yang diajarkan oleh Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

*****

🔤 Mengikuti selain jalan kaum mukminin meliputi beberapa hal, di antaranya adalah.:

●  menentang ijma’ sahabat dan
●tidak mau kembali kepada pemahaman salaf.

❗ Tindakan ini diancam oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan dua ancaman keras di dunia dan akhirat:

■1. Ancaman di dunia, yaitu نوله ماتولى Allah Subhanahu wa Ta’ala membiarkan dia bergelimang dalam penyimpangannya dan kesesatan yang dia pilih, tanpa dia sadari bahwa dirinya telah menyimpang.

فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُم
ْ
“Tatkala mereka berpaling (dari kebenaran) maka Allah memalingkan hati mereka….” (ash-Shaff: 5)

✅ Oleh sebab itu, jarang ada ahli bid’ah yang diberi taufik untuk bertobat dari ragam kebid’ahannya. Dia justru akan semakin jauh dari kebenaran, tebenam dalam lumpur penyimpangan. Na’udzu billah min dzalik.

■2. Ancaman di akhirat yaitu dimasukkan ke dalam neraka jahannam.

☑ Sebab, siapa saja yang keluar dari petunjuk, maka dia tidak punya jalan selain menuju neraka. Ini menjadi pertanda mengerikan bahwa menentang Rasul dan menyelisihi jalan sahabat dapat mengantarkan pelakunya kepada kekufuran.

☝🏼 Kita memohon perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ancaman di atas ditujukan kepada seseorang yang telah jelas baginya petunjuk dan ilmu, namun dengan sengaja melakukan tindakan di atas.

*****

💧 Adapun seseorang yang prinsip dasarnya adalah ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berupaya keras mengikuti sunnah Rasul serta menetapi jalan para sahabat lantas terjatuh dalam tindakan dosa dan pentimpangan. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan membiarkannya dalam dosa dan kesalahannya.  Akan tetapi, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi dia taufik segera bertobat dari dosanya. Bahkan, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menjaganya dan menyelamatkannya dari beragam kejelekan. (Tafsir as-Sa’di).

⭐ Al-Imam Abu Muhammad Hasan bin Ali al-Barbahari rahimahullah dalam Syarhus Sunnah (no. 69 hlm. 87) menyatakan,

“Apabila engkau mendengar seseorang menikam atsar, tidak menerimanya atau mengingkari sesuatu dari hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, curigailah keislamannya. Sebab, dia adalah seseorang yang jelek pendapat dan mazhabnya, karena dia hakikatnya menikam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Kita megenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, al-Qur’an, kebaikan, kejelekan, dunia dan akhirat hanyalah dengan atsar.”

⭐ Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah menegaskan, “Barang siapa menolak hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia di tepi jurang kebinasaan.” (al-Ibanah al-Kubra 1/97, Ibnu Baththah)

^^^^^^^^^^

📋 Dari uraian panjang di atas, menjadi jelas bahwa dakwah salafiyah adalah dakwah yang dibangun di atas al-Qur’an dan as-Sunnah dalam semua sisi dakwahnya.

📊 DAKWAH SALAFIYAH ADALAH DAKWAH YANG MENGAJAK SEGENAP UMAT MANUSIA KEMBALI KEPADA BIMBINHAN AL-QUR'AN DAN AS-SUNAH DALAM BERAKIDAH, BERIBADAH, BERMUAMALAH, BERADAB DAN BERAKHLAK MULIA SERTA BERAGAMA SECARA TOTAL.

*****

2⃣ PILAR YANG KEDUA.............Bersambung in syaa Allah ke bagian selanjutnya.

==============

📱 Sumber diambil dari.: Majalah Asy syariah edisi 098

📊 BERSAMBUNG IN SYAA ALLAH KE BAGIAN 4⃣2⃣

📜✏ WA PECINTA AL-HAQ
➖➖〰〰〰〰〰➰✔

Tidak ada komentar:

Posting Komentar