Kamis, 15 Oktober 2015

MEMBONGKAR KEDOK JAMAAH TABLIG BAG 3

Bagian 3 💥 MEMBONGKAR KEDOK JAMA'AH TABLIGH
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
(Bagian - 3)

🔵 Asas dan Landasan Jama'ah Tabligh
-------------------------------------

▪Jama'ah Tabligh mempunyai suatu asas dan landasan yang sangat teguh mereka pegang, bahkan cenderung berlebihan.

🔘 Asas dan landasan ini mereka sebut dengan Al-Ushulus Sittah (enam landasan pokok) atau Ash-Shifatus Sittah (Sifat yang Enam / Enam Sifat).

☑ Dengan rincian sebagai berikut:

🔷 Sifat PERTAMA:
Merealisasikan Kalimat Thayyibah Laa Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah.

Mereka menafsirkan makna Laa Ilaha Illallah dengan:
“mengeluarkan keyakinan yang rusak tentang sesuatu dari hati kita dan memasukkan keyakinan yang benar tentang dzat Allah, bahwasanya Dialah Sang Pencipta, Maha Pemberi Rizki, Maha Mendatangkan Mudharat dan Manfaat, Maha Memuliakan dan Menghinakan, Maha Menghidupkan dan Mematikan”.

Kebanyakan pembicaraan mereka tentang tauhid, hanya BERKISAR PADA TAUHID RUBUBIYYAH SEMATA.
📓(Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu An Tushahhah, hal. 4)

☝Padahal makna Laa Ilaha Illallah, sebagaimana diterangkan para 'Ulama adalah:
“Tiada sesembahan yang berhak diibadahi melainkan Allah.”
📚(Lihat Fathul Majid, karya Asy-Syaikh 'Abdurrahman bin Hasan Alusy Syaikh, hal. 52-55).

Adapun makna merealisasikannya adalah merealisasikan tiga jenis tauhid;
👉Al-Uluhiyyah
👉Ar-Rububiyyah
👉dan Al-Asma waSh Shifat
📘(Al-Quthbiyyah Hiyal Fitnah Fa’rifuha, karya Abu Ibrahim Ibnu Sulthan Al-‘Adnani, hal. 10)

Dan juga sebagaimana dikatakan Asy-Syaikh 'Abdurrahman bin Hasan:
“Merealisasikan tauhid artinya membersihkan dan memurnikan tauhid (dengan tiga jenisnya, pen) dari KESYIRIKAN, BID'AH, dan KEMAKSIATAN.”
📚(Fathul Majid, hal. 75)

Oleh karena itu, Asy-Syaikh Saifurrahman bin Ahmad Ad-Dihlawi mengatakan bahwa di antara ‘keistimewaan’ Jama'ah Tabligh dan para pemukanya adalah apa yang sering dikenal dari mereka bahwasanya mereka adalah orang-orang yang berikrar dengan Tauhid. Namun tauhid mereka TIDAK LEBIH DARI TAUHID-NYA KAUM MUSYRIKIN QURAISY MAKKAH, di mana perkataan mereka dalam hal Tauhid hanya berkisar pada tauhid Rububiyyah saja, serta kental dengan warna-warna Tashawwuf dan Filsafatnya. Adapun Tauhid Uluhiyyah dan Ibadah, mereka sangat kosong dari itu.

Bahkan dalam hal ini, mereka termasuk golongan orang-orang musyrik. Sedangkan Tauhid Asma waSh Shifat, mereka berada dalam lingkaran Asya’irah serta Maturidiyyah, dan kepada Maturidiyyah mereka lebih dekat”.
📓(Nazhrah ‘Abirah I’tibariyyah Haulal Jamaah At-Tablighiyyah, hal. 46)

🔷 Sifat KEDUA:
Shalat dengan Penuh Kekhusyukan dan Rendah Diri.

Asy-Syaikh Hasan Janahi berkata:
“Demikianlah perhatian mereka kepada shalat dan kekhusyukannya. AKAN TETAPI, di sisi lain mereka SANGAT BUTA TENTANG RUKUN-RUKUN SHALAT, KEWAJIBAN-KEWAJIBANNYA, SUNNAH-SUNNAHNYA, HUKUM SUJUD SAHWI, DAN PERKARA FIQIH LAINNYS YANG BERHUBUNGAN DENGAN SHALAT DAN THAHAARAH.
Seorang Tablighi (pengikut Jamaah Tabligh, red) tidaklah mengetahui hal-hal tersebut kecuali hanya segelintir dari mereka.”
📓(Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu An Tushahhah, hal. 5- 6)

🔷 Sifat KETIGA:
Keilmuan yang Ditopang dengan Dzikir.

↪ Mereka membagi ilmu menjadi dua bagian.
⭕ Yakni ilmu
Masail dan ilmu Fadhail.

🔎 Ilmu Masail, menurut mereka, adalah ilmu yang dipelajari di negeri masing-masing.
🔎 Sedangkan ilmu Fadhail adalah ilmu yang dipelajari pada ritus Khuruj (lihat penjelasan di bawah, red) dan pada majlis-majlis tabligh.

🔦 Jadi, yang mereka maksudkan dengan ilmu adalah sebagian dari Fdhail Amal (amalan-amalan utama, pen) serta dasar-dasar pedoman Jama'ah (secara umum), seperti sifat yang enam dan yang sejenisnya, dan hampir-hampir tidak ada lagi selain itu.

📌 Orang-orang yang bergaul dengan mereka tidak bisa memungkiri tentang keengganan mereka untuk menimba ilmu agama dari para 'Ulama, serta tentang minimnya mereka dari buku-buku pengetahuan agama Islam. Bahkan mereka berusaha untuk menghalangi orang-orang yang cinta akan ilmu, dan berusaha menjauhkan mereka dari b

Tidak ada komentar:

Posting Komentar