Selasa, 20 Oktober 2015

PENGENALAN DAKWAH SALAF BAGI PEMULA BAV 30

*************
📜🌹 PENGENALAN DAKWAH SALAF BAGI PEMULA🚦
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰✔

📊 BAGIAN 3⃣0⃣

📈 DIANATARA RUKUN DAKWAH SALAFIYAH 📉

⭐ Ditulis Oleh.: Al-Ustadz Muhammad Afiffudin Hafizhahulloh.

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

🆖 Manhaj salaf, dakwah salafiyah, dibangun di atas dua rukun yang tidak mungkin terpisahkan, yaitu:

******

1⃣. At-Ta’shil

👉🏼 Maksudnya, menjelaskan prisip-prinsip dan pilar-pilar manhaj serta dakwah di atas dasar al-Qur’an dan as-Sunnah dengan pemahaman salaful ummah.

🔢 Termasuk dalam rukun ini adalah hal-hal berikut.

●1. Penjelasan tentang prinsip-prinsip dan dasar-dasar akidah Islamiah salafiyah yang terangkum dalam rukun iman yang enam.
Penjelasan tentang prinsip-prinsip dan dasar-dasar ibadah yang disarikan dari syarat ikhlas dan mutaba’ah, serta yang terangkum dalam rukun Islam yang lima.

●2. Memerintahkan segala yang ma’ruf baik akidah, ibadah, adab, muamalah, maupun aspek kehidupan lainnya. Hal ini disebut dengan amar ma’ruf.

●3. Al-Wala, yaitu berloyalitas dan mencintai secara syar’i pihak-pihak yang Allah ‘azza wa jalla perintahkan untuk dicintai, yaitu para nabi dan rasul, para sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in, para ulama sunnah, ulama salaf, dan kaum mukminin yang dikenal berpegang dengan sunah dan dikenal kesalehannya, serta tidak dikenal kebid’ahan, kefasikan, dan kejahatannya.

●4. At-ta’dil, yaitu memuji dan menyebutkan kebaikan dan keadilan pihak-pihak yang secara syar’i layak untuk di-ta’dil, baik kalangan para saksi, para rawi, maupun para pelaku dakwah dan kaum muslimin secara umum.

*****

🆖. At-Tahdzir

👉🏼 Maksudnya, memperingatkan umat dari bahaya orang, golongan (sekte), pemahaman, kitab, dan semisalnya yang bertentangan dengan prinsip al-Qur’an dan as-Sunnah dengan pemahaman salaful ummah.

🔢 Termasuk dalam rukun ini adalah:

●1. Menjabarkan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada dasar-dasar akidah salafiyah secara detail pada setiap masalah, bab, dan sekte.

●2. Membongkar praktik-praktik dan ragam bentuk kesyirikan yang ada di tengah masyarakat.

●3. Menyingkap tabir kebid’ahan dan ragam kesesatan yang menyimpang dari sunnah.

●4. Mencegah dari segala bentuk kemungkaran, disebut nahi munkar.

●4. Al-Bara’, yaitu berlepas diri dari pihak yang diperintah oleh syariat untuk di-bara’, seperti iblis, orang kafir, zionis-salibis dan ragam sekte kafir lain, kaum zindiq (munafik), ahli bid’ah dengan beragam paham dan sektenya, serta orang-orang yang dikenal dengan kebid’ahan, kefasikan, dan kejahatannya.

●5. Al-Jarh, yaitu mengkritik atau memaparkan kejelekan, cacat, dan penyimpangan pihak-pihak yang secara syar’i layak di-jarh, baik kalangan saksi, para rawi, pelaku dakwah, maupun muslimin secara umum.

~~~~~~~~~~~~

👆🏼Kedua rukun di atas sering disebutkan oleh al-Qur’an dan sunnah secara bergandengan.

📜 Allah ‘azza wa jalla berfirman,

“Barang siapa ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, sesungguhnya ia telah berpegang teguh dengan tali yang amat kuat dan tidak akan putus.” (al-Baqarah: 256)

📜 Allah ‘azza wa jalla berfirman,

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali ‘Imran: 104)

📜 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَوْثَقُ عُرَى الْإِيمَانِ الْمُوَالَاةُ فِي اللهِ وَالْمُعَادَاةُ فِي اللهِ وَالْحُبُّ فِي اللهِ وَالْبُغْضُ فِي اللهِ

“Tali keimanan yang terkuat adalah berloyalitas karena Allah ‘azza wa jalla dan memusuhi karena Allah ‘azza wa jalla, cinta karena Allah ‘azza wa jalla dan benci karena Allah ‘azza wa jalla.” (HR. ath-Thabarani no. 11537 dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma dengan sanad hasan li ghairihi)

📜 Demikian pula hadits Irbadh bin Sariyah radhiallahu ‘anhu yang telah lalu,

فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ مِنْ بَعْدِي، تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّواعَلَيْهَا بِالنَّواجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

“(Ketika itu) berpeganglah kalian dengan sunnahku dan sunnah al-Khulafa ar-Rasyidin yang terbimbing sepeninggalku. Pegangilah ia dan gigitlah dengan geraham-geraham kalian. Dan hati-hati kalian dari perkara baru dalam agama karena setiap yang bid’ah adalah sesat.”

*********

⭐ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Minhajus Sunnah (5/253) menegaskan, “Memerintahkan yang sunnah dan melarang dari bid’ah adalah amar ma’ruf nahi munkar. Itu termasuk amal saleh yang paling afdal. Maka dari itu, seharusnya dia mengharapkan wajah Allah ‘azza wa jalla (ikhlas) dan sesuai dengan perintah (ittiba’).” (Ta’ammulat fi Mas’alatil Hajr hlm. 36, asy-Syaikh Abdullah al-Bukhari hafizhahullah)

⭐ Al-‘Allamah Sulaiman bin Sahman rahimahullah dalam Minhaj Ahlil Haq (hlm. 98) mengatakan,

وَمَا الدِّينُ إِلاَّ الْحُبُّ وَالْوَلاَءُ كَذَاكَ الْبَرَا مِنْ كُلِّ غَاوٍ وَآثِمُ

“Dan tidaklah agama ini melainkan cinta dan wala’, begitu pula bara’ dari setiap orang yang menyimpang dan berdosa.” (Ta’ammulat hlm. 28).

⭐ Asy-Syaikh Abdullah bin Abdur Rahim al-Bukhari hafizhahullah dalam risalahnya Ta’ammulat Fi Masalatil Hajr (hlm. 28) menyimpulkan:

“Kalau begitu, nash-nash dua wahyu (al-Qur’an dan sunnah), semuanya menunjukkan kewajiban menerapkan kaidah yang agung, yaitu kaidah al-wala wal bara’. Wala’ kepada keimanan dan kaum mukminin, dan bara’ dari kekufuran dan orang-orang kafir, kebid’ahan, serta ahli bid’ah.

🔎 Seseorang yang mencermati pemahaman dan amalan salaful ummah yang shalih akan mendapati adanya pernyataan tegas (nash) dari mereka tentang perkara yang penting ini, disertai praktik amalannya.”

🔄 Secara umum, hampir tidak ada pihak yang merasa gelisah, terhantui, bahkan mengingkari rukun yang pertama. Sebab, sifatnya adalah pemaparan prinsip dan dasar-dasar kebaikan dan kebenaran disertai dengan dalil-dalil yang sahih dari al-Qur’an dan as-Sunnah berikut penjelasan para ulama.

~~~~~~~~~~~~~

🔅 Di kancah dakwah, banyak dijumpai kaum hizbiyin yang ikut tampil menerangkannya walau hakikatnya hanya kamuflase untuk menipu umat. Mereka mengajarkan Kitab at-Tauhid karya asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, Syarah al-Aqidah ath-Thahawiyah karya Ibnu Abil Izzi al-Hanafi, bahkan mengajarkan Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim dan merambah kitab Tafsir Ibnu Katsir.

🔥 Apalagi para GPS (Golongan Pengaku Salaf), kajian-kajian mereka nyaris mirip dengan kajian-kajian Ahlus Sunnah salafiyin, dari sisi kitab yang dikaji dan tampilan lahirnya.

💥 Yang merasa gelisah dan terhantui adalah kaum Sufi dan saudara kembarnya, Rafidhah, yang tergabung dalam GAW (Gerakan Anti Wahhabi).

✌🏼 Akan tetapi, tatkala rukun yang kedua disuarakan dan diamalkan, atau yang pertama disertai dengan yang kedua (secara bersamaan), terjadilah ‘kegaduhan’ seolah-olah ‘kiamat’ hendak terjadi. Suara-suara sumbang dan lontaran-lontaran syubhat terdengar sangat nyaring dan bertubi-tubi. Anehnya, ini tidak hanya muncul dari mulut para GAW, tetapi muncul lebih deras dan ganas dari para GPS.

===================

📱Dinukil dan dirangkum dari.: Majalah Asy-Syariah edisi 098.

📊 BERSAMBUNG IN SYAA ALLAH KE BAGIAN 3⃣1⃣

📜✏ WA PECINTA AL-HAQ
➖➖〰〰〰〰〰〰➰✔

Tidak ada komentar:

Posting Komentar