Kamis, 05 November 2015

AMALMU ADALAH TANDA HATIMU

🎒🍲🌵
----------
AMALMU ADALAH TANDA HATIMU

Berkata Syaikh Shalih Fauzan hafizhahullahu:

Seringkali jika engkau bertanya kepada orang yang mughalithin atau orang yang maghrur (tertipu):

”Mengapa engkau pangkas jenggotmu ?”

"Mengapa engkau tidak shalat ?”

Dan pertanyaan lainnya, yang terkait dengan kewajiban syariat atau yang terkait dengan perkara sunnah yang mulia.

Mereka pun akan menjawab:

“Iman itu di hati !”

Kadang mereka berdalil dengan sabda Nabi ﷺ : “Taqwa itu di sini” -seraya mengisyaratkan kepada dadanya-..!

Benar, Iman itu di hati.

☝🏽Akan tetapi jika di hati terdapat iman, niscaya amalnya akan baik.
Dan penampilannya pun akan baik.

Adapun memangkas jenggot dan meninggalkan shalat dan perkara lainnya (dari larangan Allah) adalah termasuk bagian dari dosa.

Suatu kelakuan jelek itu mesti menunjukkan akan alamat jeleknya hati.

❗Begitupun sebaliknya, jika pada perangainya terlihat sedang beramal baik, maka itu menunjukkan bahwa alamat hatinya baik pula..

(Silahkan lihat Syarah Kitab Al Kabair-Syaikh Shalih Fauzan, hal. 26-27, cet. Dar Ar Risalah Alamiyah 2012)

____________________
🔍 مجموعــــــة توزيع الفــــــوائد
📌✆ WA Forum Berbagi Faidah [FBF] dinukil dari SFS (Wa Sedikit Faidah Saja)| www.alfawaaid.net

PENGENALAN DAKWAH SALAF BAGI PEMULA BAG 47

*************
📜🌹 PENGENALAN DAKWAH SALAF BAGI PEMULA🚦
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰✔

📊 BAGIAN 4⃣7⃣

📈 MENGENAL ULAMA SALAF / IMAM DI ZAMAN TERAKHIR INI YANG MEMPERJUANGKAN DAKWAH TAUHID 📉

⭐ BIOGRAFI AL-MUJADDID SYAIKHUL ISLAM MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB AN-NAJDI RAHIMAHULLOH

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

📚 KARYA TULIS BELIAU Rahimahulloh

a. Kitabut Tauhid
b. Ushulul Iman
c. Kasyfusy Syubhat
d. Tsalatsatul Ushul
e. Mufidul Mustafid fi Kufri Tarikit Tauhid
f. Mukhtashar Fathul Bari
g. Mukhtashar Zadul Ma’ad
h. Masa’il Jahiliyyah
i. Fadhailush Shalah
j. Kitabul Istimbath
k. Risalah Ar-Radd ‘ala Ar-Rafidhah, yaitu risalah ini.
I. Tafsirul Fatihah
m. Majmu’atul Hadits dan sebagian besarnya telah tercetak dalam kumpulan karya-karya Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab pada tahun 1398 H di Riyadh di bawah pengawasan Jami’ah Al Imam Muhammad bin Su’ud.
n. Dan masih sangat banyak lagi karya-karya lainnya.

~~~~~~~~~~~

⭐ WAFAT BELIAU Rahimahullah

🔅Sungguh di antara musibah terbesar yang menimpa umat ini, pada akhir bulan Dzulqa’dah tahun 1206 H adalah dengan diwafatkannya Al-Imam Syaikhul Islam Muhmammad bin ‘Abdul Wahhab rahimahullah, dalam usia kurang lebih 92 tahun.

💫 Beliau rahimahullah menghabiskan umur tersebut dalam ketaatan, baik itu dalam hal ilmu, jihad dan dakwah.

🔱 Beliau rahimahullah dimakamkan di pekuburan Dir’iyyah. Semoga rahmat Allah ‘Azza wa Jalla senantiasa tercurah kepada beliau, dan meninggikan derajatnya di sisi-Nya.

~~~~~~~~~~~~

✊🏼 AQIDAH BELIAU Rahimahullah

👍🏼 Di antara nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang di berikan kepada beliau adalah dilapangkannya hati beliau untuk berada di atas aqidah yang suci lagi murni, aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Aqidah yang bersumber dari Al Qur’an dan As Sunnah di atas pemahaman As-Salafu ash-Shalih. Itulah Islam yang hakiki, yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam kepada para shahabatnya yang mulia. Agama yang akan terus pasti dijaga oleh Rabbul’alamin.

👎🏼 Bukan Islam yang dipahami oleh kaum Khawarij, Syi’ah, Qadariyyah dan yang semisal mereka, bukan pula yang hanya sekedar pengakuan belaka tanpa arti bagaimana yang terjadi pada kaum munafik, bukan pula yang masyhur diistilahkan dengan “Islam KTP”.

📜 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ذَلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللهُ ذُوْ الْفَضْلِ الْعَظِيْم
ِ
“Yang demikian itu adalah keutamaan dari Allah yang diberikan kepada yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Memiliki segala keutamaan dan Keagungan” (Al Jumu’ah 4)

⭐ Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab rahimahullah berkata:

“Aku bersaksi kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan siapa saja yang hadir dari para malaikat, dan juga aku bersaksi kepada kalian; bahwasannya aku benar-benar beraqidah dengan aqidahnya Al-Firqatun Najiyyah, Ahlusunnah wal Jama’ah.”

⭐ Di lain kesempatan beliau rahimahullah berkata:

“Aku khabarkan kepada kalian bahwasannya aku –dan segala pujian hanyalah bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala– adalah seorang yang mengikuti saja ( yakni mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan jalan para salafush shalih), bukan seorang yang mengadakan hal-hal yang baru (bid’ah) dalam agama. Aqidahku dan agamaku yang aku beragama kepada Allah Ta’ala dengannya adalah madzhab Ahlussunnah wal Jama’ah”.

⭐ Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab rahimahullah berkata pula:

“Alhamdulillah, Aku bukanlah seorang yang menyeru dan mengajak manusia kepada madzhab seorang sufi atau seorang ahli fiqih tertentu atau seorang ahli kalam (filsafat) atau seorang imam yang diagungkan oleh pengikutnya – hanyalah aku menyeru dan mengajak untuk kembali kepada Allah saja tiada sedikit dan sekecil apapun sekutu bagi-Nya, dan juga (aku mengajak) kepada sunnah (jalan hidup) yang telah diwariskan oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.”

☝🏼 Begitullah ikrar Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab rahimahullah. Sungguh apa yang beliau ucapkan sangat sesuai dengan apa yang beliau amalkan.

💢 Maka amat sangat naif sekali jika terlontar tuduhan bahwa beliau dan orang-orang yang bersama beliau dianggap sebagai penganut aliran, sekte, atau madzhab baru dalam Islam, atau madzhab ke-5 dalam Islam.

💨 Mereka juga menyematkan gelar “Wahhabi”, mereka mengatakan bahwa kaum “Wahhabi” adalah antek-antek Inggris, atau sekutu Inggris. Mereka juga menuduh bahwa kaum “Wahhabi” memberontak terhadap Daulah Utsmaniyyah. Kaum “Wahhabi” mereka anggap telah menghinakan siar-syiar Islam,
dan sekian banyak tuduhan tak bertanggung jawab lainnya yang sengaja dilontarkan oleh tokoh-tokoh tarekat shufiyah atau syi’ah Rafidhah yang “kegerahan” dan resah dengan keberadaan dakwah Tauhid yang ditegakkan oleh Syaikhul Islam Muhammad bin ‘Abdil Wahhab!

==============

📱 Sumber diambil dari.: http://www.manhajul-anbiya.net/biografi-singkat-syaikhul-islam-muhammad-bin-abdil-wahhab-najdi-rahimahullah/

📝 Dengan sedikit ta,bahan pada karya-karya beliau rahimahulloh.

📊 BERSAMBUNG IN SYAA ALLAH KE BAGIAN 4⃣8⃣

📜✏ WA PECINTA AL-HAQ
➖➖〰〰〰〰〰➰✔

APAKAH TV TERMASUK GA, BAR MAHLUK BERNYAWA

💻📹🎬▪▪▪🎬📹💻
:: APAKAH TV TERMASUK GAMBAR MAHLUK BERNYAWA ::

⭐Al-Allamah bin Baz rahimahullah

✅Pertanyaan:

˝Apa hukum mempelajari cara memandikan dan mengafani mayat dengan menggunakan video?˝

🔍Jawaban:

˝Mempelajarinya dapat dilakukan TANPA MENGGUNAKAN VIDEO, kerana ada beberapa hadits shahih yang cukup banyak tentang PELARANGAN gambar dan LAKNAT bagi para penggambar (makhluk bernyawa).˝

📚[As’ilah al Jum’iah al Khairiyah bisyarqo’]

✅Pertanyaan:

˝Apakah TV juga masuk kategori menggambar (makhluk bernyawa)?

Atau apakah program-program siaran TV yang isinya keburukan diharamkan secara mutlak?˝

🔍Jawaban:

˝Seluruh bentuk tashwir (menggambar makhluk bernyawa) haram.˝

📚[Al Ibraaz li Aqwa’lil Ulama fi Hukmil Tilfaaz]

⭐Beliau rahimahullah juga berkata:

💡✨˝Munculnya GAMBAR saya
🔺Bukanlah DALIL bahawa saya membolehkan menggambar makhluk bernyawa,
🔺tidak pula menunjukkan keridhaan saya terhadap gambar tersebut.
📛Sebab, saya tidak tahu kalau mereka ternyata mengambil gambarku.˝

📚[Fatawa al Lajnah Soal ke-13 1/460]

🇸🇦〰〰〰

⭐العلامة بن باز_ رحمه الله

✅س:

˝ما حكم التغسيل والتكفين عن طريق الفيديو˝

🔍ج:

˝التعليم يكون بغير الفيديو لما في الأحاديث الكثيرة الصحيحة من النهي عن التصوير ولعن المصورين.˝

📚[أسئلة الجمعية الخيرية بشقراء]

✅س:

˝هل جهاز التلفزيون يدخل ضمن التصوير؟

أم أن ما يعرض في هذا الجهاز من برامج سيئة هو حرام مطلقا؟˝

🔍ج:

˝كل التصوير محرم.˝

📚[الإبراز لأقوال العلماء في حكم التلفاز]

⭐وقال رحمه الله

💡✨˝وظهور صورتي
🔺ليس دليلا على إجازتي التصوير
🔺ولا على رضاي به
📛فإني لم أعلم أنهم صوروني.˝

📚[فتاوى اللجنة(1/460_س13)]

📚Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=108042

✍ Alih bahasa: Syabab Forum Salafy @ WA Salafy Indonesia {WSI}

◯ ♢ ◯ ♢ ◯ ♢ ◯ ♢ ◯ ♢ ◯
Edisi: 📂 مجموعة الأخوة السلفية ✧[-✪MUS✪-]✧

:: Channel Telegram ::
📮https://telegram.me/ukhuwahsalaf

JAMINAN BAGI SIAPA SAJA YANG SWLALU MEMBACA AL QUR'AN

🌐🌐🌐
🌷JAMINAN BAGI SIAPA SAJA YANG SELALU MEMBACA AL QUR'AN🌷

🔎 Ibnu Abbas radiyallohu anhu mengatakan :

📖Allah akan menjamin kepada pembaca Al Qur'an untuk tidak tersesat di dunia dan tidak sengsara di akhirat
👣👣👣👣👣👣👣👣👣
📚Kemudian beliau membaca (melanjutkan perkataan,, pent)  barangsiapa yang mengikuti jalan hidayah maka dia tidak akan tersesat dan tidak sengsara👣
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
: ‏قال ابن عباس:
ضمن الله لمن قرأ القرآن أن لا يضل في الدنيا، ولا يشقى في الآخرة، ثم تلا:
فمن اتبع هداي فلايضل ولايشقى.
حسن/ابن أبي شيبة٣٠٥٧٦

📚Hasan/Ibnu Abi Syaibah 3/576

http://lokaecangadi.blogspot.com

📝Abu Hamzah Rifqi Al Maroni

🌴WA PENCARI AL HAQ🌴

BERSEDEKAH DENGAN MENANGGUHKAN HUTANG SAUDARANYA

بــــــــــــــسم اللّــــــــــــہ الرّحمن الرّحيم
🌳🍯🎒
-------
BERSEDEKAH DENGAN MENANGGUHKAN HUTANG SAUDARANYA
-------

💶 Pinjam meminjam

🔗 Salah satu cara yang dibenarkan dalam syariat untuk mengambil harta saudaranya yang lain ialah dengan cara pinjam meminjam.

💢 Namun tak jarang pula lantaran pinjam meminjam ini terjadi sekian banyak percekcokan, permusuhan, bahkan berakhir pada menghilangkan nyawa saudaranya.

💰 NASEHAT BAGI YANG MEMINJAMKAN

Jika memang orang yang berhutang benar-benar kesusahan, dalam kesempitan, maka ada pahala besar yang akan didapatkan jika mau bersabar dan menangguhkan hutang saudaranya.

📜 Rasulullah pernah bersabda:

Dari sahabat Sulaiman bin Buraidah dari ayahnya-رضي الله عنه-

ﻗَﺎﻝَ ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﻣَﻦْ ﺃَﻧْﻈَﺮَ ﻣُﻌْﺴِﺮًﺍ ﻓَﻠَﻪُ ﺑِﻜُﻞِّ ﻳَﻮْﻡٍِ ﺻَﺪَﻗَﺔٌ قبل أن يحل الدينٌ فأنظره كان له بكل يوم مثلاه صدقة

Dari Sulaiman bin Buraidah dari ayahnya berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalambersabda “Barangsiapa memberi tenggang waktu pada orang yang berada dalam kesulitan, maka baginya dinilai sedekah setiap hari sebelum batas waktu pelunasan, dan jika belum bisa dilunasi lagi dan memberikan masa tenggang, maka baginya dinilai telah bersedekah dua kali lipat dari piutangnya."

---
📃 Hadist riwayat Ahmad, Ibnu Majah dan juga Thabrani.
Syaikh Al Albany mensohihkan hadist ini dalam kitab beliau Silsilah Sohihah, no: 86

👍 Keutamaan yang besar yang didapat bagi orang kaya, solih, dan mau membantu mengurangi kesempitan saudaranya.

📝Ditulis oleh:
Abu Zain Abdulloh Iding.
📆 Jum'at, 7 Agustus 2015

              >>>> ¤~INFOBI$~ ¤ <<<<

HADIST ARBAIN AN NAWAWIYAH BAG 4

💎 MENDULANG MUTIARA
DARI HADITS AL-ARBA'IN AN-NAWAWIYAH 📚

🔖Hadits Keempat🔖

🌴 Tahapan Penciptaan Manusia dan Ketetapan Allah Atas Nasib Mereka 🌍

🌾Bagian Kedua🌾

📚 FAEDAH-FAEDAH HADITS:

📎 7. Dorongan untuk senantiasa memperbanyak amalan shaleh, karena tidak satupun dari manusia tahu kapan dia akan meninggal, di bumi mana dia akan mati dan dalam keadaan apa nantinya dia meninggal.

{إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ}

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” [QS. Luqman:34]

Allah Ta’ala telah banyak menyebutkan dalam al-Quran dorongan untuk bersegera beramal shaleh dan memperbanyak amalan sampai ajal menyemputnya.

{وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ}

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” [QS. Ali ‘Imran:133]

{وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ}

“dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” [QS. Al-Hijr:99]

📎 8. Dorongan untuk bertawakal kepada Allah dan jangan takut akan kemiskinan, karena semua rizqi telah ditentukan oleh Allah ‘Azza wa Jalla.

Allah Ta’ala berfirman:

{وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا}

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun (yaitu makhluk Allah) di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya.” [QS. Huud:6]

⚠ Meskipun rizqi telah Allah tetapkan, bukan berarti meniadakan usaha dengan duduk santai dan berleha-leha di rumah, tetapi manusia tetap dituntut untuk menempuh usaha, dan nanti Allah-lah yang akan memudahkan jalan rizqi baginya.

Dari ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu, ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا»

"Jika kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakkal, niscaya Dia akan memberikan rizqi kepada kalian, sebagimana Dia telah memberikan rizqi kepada burung yang berangkat di pagi hari dalam keadaan kosong dan kembali dalam keadaan kenyang." [HR. Ahmad, dishahihkan al-Albani]

📎 9. Allah membagi manusia menjadi dua golongan saja; golongan manusia yang bahagia dan golongan manusia yang sengsara.

Allah Ta’ala berfirman:

{فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ}

“Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam.” [QS. Asy-Syuura:7]

{فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ}

"Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih)." [QS. Huud:106]

{وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا}

“Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya.” [QS. Huud:108]

📎 10. Yang menjadi tinjauan pada amalan seseorang adalah keadaan terakhir dia ketika meninggal, apakah dia meninggal diatas keimanan kepada Allah ataukah diatas kemaksiatan atau kekufuran. Oleh karena itu, sepatutnya bagi kita senantiasa memohon kepada Allah kesudahan yang baik, yaitu kita dimatikan diatas iman dan ketaatan kepada Allah Ta’ala.

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ العَبْدَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ وَإِنَّهُ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ، وَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ الجَنَّةِ وَإِنَّهُ مِنْ أَهْلِ النَّارِ، وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالخَوَاتِيمِ»

"Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Sungguh ada seorang hamba yang melakukan amalan-amalan penghuni neraka, namun berakhir menjadi penghuni surga, dan ada seorang hamba yang mengamalkan amalan-amalan penghuni surga, namun berakhir menjadi penghuni neraka, sungguh amalan itu ditentukan dengan penutupan.” [HR. Al-Bukhari]

📎 11. Sepantasnya bagi seorang muslim bersemangat untuk membenahi amalan bathinnya, sebagaimana dia bersemangat dalam membenahi amalan lahirnya.

📎 12. Peringatan dari perbuatan kemaksiatan, karena satu kemaksiatan yang dia perbuat akan mendorong kepada kemaksiatan yang lainnya.

📎 13. Hendaknya seorang muslim jangan tertipu dengan amalannya. Janganlah dia merasa telah banyak beramal sehingga bermalas-malasan untuk beramal lagi, karena yang menjadi tinjauan adalah bukan dengan banyaknya amalan namun tidak berkelanjutan, akan tetapi yang dituntut dan dicintai Allah adalah istiqamah dia dalam beramal meskpiun sedikit amalannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«يَا أَيُّهَا النَّاسُ عَلَيْكُمْ مِنَ الْأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ، فَإِنَّ اللهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا، وَإِنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ مَا دُووِمَ عَلَيْهِ، وَإِنْ قَلَّ». وَكَانَ آلُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا عَمِلُوا عَمَلًا أَثْبَتُوهُ.

"Wahai sekalian manusia, hendaklah kalian beramal menurut kemampuan kalian, sebab Allah tidak akan pernah bosan hingga kalian bosan sendiri. Sesungguhnya amalan yang paling disukai Allah, adalah amalan yang dikerjakan secara terus menerus meskipun sedikit. Dan bila keluarga Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam melakukan suatu amalan, maka mereka akan menekuninya."  [Muttafaqun ‘alaihi, dari shahabat ‘Aisyah]

🚪 Semoga Allah ta’ala memberikan kepada kita istiqamah dalam menjalankan ketaatan kepada-Nya, sehingga kita dimatikan dalan keadaan Allah ridha kepada kita.

------------------------------------
✒ Ditulis oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawy_23 Jumadal Akhir 1436/ 13 April 2015_di kota Ambon Manise.

📥 Silahkan kunjungi blog kami untuk mengunduh PDF-nya dan juga mendapatkan artikel atau pelajaran yang telah berlalu serta unduh pula 2 aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
-------------------------------------

📚 WA. FORUM KIS

MANDI UNTUK SHALAT JIM'AT

📚🔑MANDI UNTUK SHOLAT JUM'AT💫
___________--------------__________

⌛ Hukum mandi Jum’at adalah WAJIB

Di antara dalilnya adalah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam,

غُسْلُ يَوْمِ الْجُمُعَةِ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ

“Mandi pada hari Jum’at adalah wajib atas setiap yang sudah baligh.” (HR. al-Bukhari no. 879)

👆🏻 Dalam hadits ini, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan wajib dan tentu tidak ada yang lebih fasih daripada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam menyampaikan kata-kata.

👉🏻Adapun hadits yang menyatakan,
“Barangsiapa berwudhu pada hari Jum’at, dia telah bagus dan barangsiapa yang mandi, mandi itu lebihbaik.” (HR. an-Nasai dalam Sunan-nya dari Amrah)
Andaikata riwayat ini sahih, tetap tidak mengandung nash dan dalil bahwa mandi Jum’at itu tidak wajib. Di dalamnya hanya dijelaskan tentang wudhu adalah sebaik-baik amalan dan bahwa mandi itu lebih baik, hal ini tidak diragukan.

📚Sungguh Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَلَوْءَامَنَ اَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًالَّهُمْ

“Sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka.” (Ali Imran: 110)
Apakah ayat ini menunjukkan bahwa iman dan takwa tidak wajib? Sama sekali tidak. (al-Muhalla 2/14, Ibnu Hazm)

⌛SEBAB WAJIBNYA MANDI

 Masalah lain, wajibnya mandi bukan karena hari Jum’at, melainkan karena akan menghadiri Jum’atan (shalat jumaat, ed.).
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya),
“Apabila salah seorang dari kalian mendatangi Jum’atan hendaknya dia mandi.” (Shahihal-Bukhari no. 877 dari hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma)

👆🏻Hadits ini menunjukkan bahwa orang yang ingin menghadiri Jum’atan harus mandi meskipun yang akan hadir itu orang yang tidak wajib Jum’atan, seperti budak, anak kecil, dan wanita. Dipahami pula dari hadits ini, mandi tidak disyariatkan bagi yang tidak menghadiri Jum’atan. (lihat kitab Ahaditsul Jumu’ah hlm. 204 karya Abdul Quddus Muhammad Nadzir)

⌛WAKTU MANDI

Adapun waktu mandi yang dianggap sudah mencukupi/sah untuk pelaksanaan shalat Jum’at adalah dari terbitnya fajar shadiq (subuh) hingga pelaksanaan shalat Jum’at. (Ahaditsul Jumu’ah hlm. 202 dan al-Majmu’ karya an-Nawawi rahimahullah 4/408)

⌛TATACARA MANDI

Mandi Jum’at yang bagus praktiknya adalah seperti mandi junub, sebagaimana disebutkan oleh al-Imam al-Bukhari rahimahullah dalam Shahih-nya, bab “Fadhlul Jumu’ah” hadits no. 881, yang insya Allah akan dijelaskan.

⌛APABILA TIDAK MENDAPATKAN AIR UNTUK MANDI

 Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, seseorang yang tidak menemukan air untuk mandi Jum’atan atau termudaratkan jika dia menggunakan air, lalu dia tidak mandi Jum’atan, mandinya tidak bisa diganti dengan tayammum. Sebab, tayammum itu disyariatkan (hanya) untuk menghilangkan hadats. (Asy-Syarhul Mumti’ 5/110—111)

🌍Sumber:
http://asysyariah.com/kajian-utama-adab-mendatangi-shalat-jumat/

✔🎓Lihat postingan lainnya :
ahlussunnahtarakan.blogspot.co.id
Dan
www.salafymedia.com

📚___" BERBAGI ILMU SYAR'I " ___⏳

📚Forum Ilmiah Karanganyar

------------------------------------

HADIST ARBAIN AN NAWAWIYAH BAG 4

💎 MENDULANG MUTIARA
DARI HADITS AL-ARBA'IN AN-NAWAWIYAH 📚

🔖Hadits Keempat🔖

🌴 Tahapan Penciptaan Manusia dan Ketetapan Allah Atas Nasib Mereka 🌍

🌾Bagian Kedua🌾

📚 FAEDAH-FAEDAH HADITS:

📎 7. Dorongan untuk senantiasa memperbanyak amalan shaleh, karena tidak satupun dari manusia tahu kapan dia akan meninggal, di bumi mana dia akan mati dan dalam keadaan apa nantinya dia meninggal.

{إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ}

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” [QS. Luqman:34]

Allah Ta’ala telah banyak menyebutkan dalam al-Quran dorongan untuk bersegera beramal shaleh dan memperbanyak amalan sampai ajal menyemputnya.

{وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ}

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” [QS. Ali ‘Imran:133]

{وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ}

“dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” [QS. Al-Hijr:99]

📎 8. Dorongan untuk bertawakal kepada Allah dan jangan takut akan kemiskinan, karena semua rizqi telah ditentukan oleh Allah ‘Azza wa Jalla.

Allah Ta’ala berfirman:

{وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا}

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun (yaitu makhluk Allah) di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya.” [QS. Huud:6]

⚠ Meskipun rizqi telah Allah tetapkan, bukan berarti meniadakan usaha dengan duduk santai dan berleha-leha di rumah, tetapi manusia tetap dituntut untuk menempuh usaha, dan nanti Allah-lah yang akan memudahkan jalan rizqi baginya.

Dari ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu, ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا»

"Jika kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakkal, niscaya Dia akan memberikan rizqi kepada kalian, sebagimana Dia telah memberikan rizqi kepada burung yang berangkat di pagi hari dalam keadaan kosong dan kembali dalam keadaan kenyang." [HR. Ahmad, dishahihkan al-Albani]

📎 9. Allah membagi manusia menjadi dua golongan saja; golongan manusia yang bahagia dan golongan manusia yang sengsara.

Allah Ta’ala berfirman:

{فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ}

“Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam.” [QS. Asy-Syuura:7]

{فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ}

"Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih)." [QS. Huud:106]

{وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا}

“Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya.” [QS. Huud:108]

📎 10. Yang menjadi tinjauan pada amalan seseorang adalah keadaan terakhir dia ketika meninggal, apakah dia meninggal diatas keimanan kepada Allah ataukah diatas kemaksiatan atau kekufuran. Oleh karena itu, sepatutnya bagi kita senantiasa memohon kepada Allah kesudahan yang baik, yaitu kita dimatikan diatas iman dan ketaatan kepada Allah Ta’ala.

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ العَبْدَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ وَإِنَّهُ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ، وَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ الجَنَّةِ وَإِنَّهُ مِنْ أَهْلِ النَّارِ، وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالخَوَاتِيمِ»

"Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Sungguh ada seorang hamba yang melakukan amalan-amalan penghuni neraka, namun berakhir menjadi penghuni surga, dan ada seorang hamba yang mengamalkan amalan-amalan penghuni surga, namun berakhir menjadi penghuni neraka, sungguh amalan itu ditentukan dengan penutupan.” [HR. Al-Bukhari]

📎 11. Sepantasnya bagi seorang muslim bersemangat untuk membenahi amalan bathinnya, sebagaimana dia bersemangat dalam membenahi amalan lahirnya.

📎 12. Peringatan dari perbuatan kemaksiatan, karena satu kemaksiatan yang dia perbuat akan mendorong kepada kemaksiatan yang lainnya.

📎 13. Hendaknya seorang muslim jangan tertipu dengan amalannya. Janganlah dia merasa telah banyak beramal sehingga bermalas-malasan untuk beramal lagi, karena yang menjadi tinjauan adalah bukan dengan banyaknya amalan namun tidak berkelanjutan, akan tetapi yang dituntut dan dicintai Allah adalah istiqamah dia dalam beramal meskpiun sedikit amalannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«يَا أَيُّهَا النَّاسُ عَلَيْكُمْ مِنَ الْأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ، فَإِنَّ اللهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا، وَإِنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ مَا دُووِمَ عَلَيْهِ، وَإِنْ قَلَّ». وَكَانَ آلُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا عَمِلُوا عَمَلًا أَثْبَتُوهُ.

"Wahai sekalian manusia, hendaklah kalian beramal menurut kemampuan kalian, sebab Allah tidak akan pernah bosan hingga kalian bosan sendiri. Sesungguhnya amalan yang paling disukai Allah, adalah amalan yang dikerjakan secara terus menerus meskipun sedikit. Dan bila keluarga Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam melakukan suatu amalan, maka mereka akan menekuninya."  [Muttafaqun ‘alaihi, dari shahabat ‘Aisyah]

🚪 Semoga Allah ta’ala memberikan kepada kita istiqamah dalam menjalankan ketaatan kepada-Nya, sehingga kita dimatikan dalan keadaan Allah ridha kepada kita.

------------------------------------
✒ Ditulis oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawy_23 Jumadal Akhir 1436/ 13 April 2015_di kota Ambon Manise.

📥 Silahkan kunjungi blog kami untuk mengunduh PDF-nya dan juga mendapatkan artikel atau pelajaran yang telah berlalu serta unduh pula 2 aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
-------------------------------------

📚 WA. FORUM KIS

HADIST ARBAIN AN NAWAWIYAH BAG 4

💎 MENDULANG MUTIARA
DARI HADITS AL-ARBA'IN AN-NAWAWIYAH 📚

🔖Hadits Keempat🔖

🌴 Tahapan Penciptaan Manusia dan Ketetapan Allah Atas Nasib Mereka 🌍

🌾Bagian Kedua🌾

📚 FAEDAH-FAEDAH HADITS:

📎 7. Dorongan untuk senantiasa memperbanyak amalan shaleh, karena tidak satupun dari manusia tahu kapan dia akan meninggal, di bumi mana dia akan mati dan dalam keadaan apa nantinya dia meninggal.

{إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ}

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” [QS. Luqman:34]

Allah Ta’ala telah banyak menyebutkan dalam al-Quran dorongan untuk bersegera beramal shaleh dan memperbanyak amalan sampai ajal menyemputnya.

{وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ}

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” [QS. Ali ‘Imran:133]

{وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ}

“dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” [QS. Al-Hijr:99]

📎 8. Dorongan untuk bertawakal kepada Allah dan jangan takut akan kemiskinan, karena semua rizqi telah ditentukan oleh Allah ‘Azza wa Jalla.

Allah Ta’ala berfirman:

{وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا}

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun (yaitu makhluk Allah) di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya.” [QS. Huud:6]

⚠ Meskipun rizqi telah Allah tetapkan, bukan berarti meniadakan usaha dengan duduk santai dan berleha-leha di rumah, tetapi manusia tetap dituntut untuk menempuh usaha, dan nanti Allah-lah yang akan memudahkan jalan rizqi baginya.

Dari ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu, ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا»

"Jika kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakkal, niscaya Dia akan memberikan rizqi kepada kalian, sebagimana Dia telah memberikan rizqi kepada burung yang berangkat di pagi hari dalam keadaan kosong dan kembali dalam keadaan kenyang." [HR. Ahmad, dishahihkan al-Albani]

📎 9. Allah membagi manusia menjadi dua golongan saja; golongan manusia yang bahagia dan golongan manusia yang sengsara.

Allah Ta’ala berfirman:

{فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ}

“Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam.” [QS. Asy-Syuura:7]

{فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ}

"Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih)." [QS. Huud:106]

{وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا}

“Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya.” [QS. Huud:108]

📎 10. Yang menjadi tinjauan pada amalan seseorang adalah keadaan terakhir dia ketika meninggal, apakah dia meninggal diatas keimanan kepada Allah ataukah diatas kemaksiatan atau kekufuran. Oleh karena itu, sepatutnya bagi kita senantiasa memohon kepada Allah kesudahan yang baik, yaitu kita dimatikan diatas iman dan ketaatan kepada Allah Ta’ala.

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ العَبْدَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ وَإِنَّهُ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ، وَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ الجَنَّةِ وَإِنَّهُ مِنْ أَهْلِ النَّارِ، وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالخَوَاتِيمِ»

"Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Sungguh ada seorang hamba yang melakukan amalan-amalan penghuni neraka, namun berakhir menjadi penghuni surga, dan ada seorang hamba yang mengamalkan amalan-amalan penghuni surga, namun berakhir menjadi penghuni neraka, sungguh amalan itu ditentukan dengan penutupan.” [HR. Al-Bukhari]

📎 11. Sepantasnya bagi seorang muslim bersemangat untuk membenahi amalan bathinnya, sebagaimana dia bersemangat dalam membenahi amalan lahirnya.

📎 12. Peringatan dari perbuatan kemaksiatan, karena satu kemaksiatan yang dia perbuat akan mendorong kepada kemaksiatan yang lainnya.

📎 13. Hendaknya seorang muslim jangan tertipu dengan amalannya. Janganlah dia merasa telah banyak beramal sehingga bermalas-malasan untuk beramal lagi, karena yang menjadi tinjauan adalah bukan dengan banyaknya amalan namun tidak berkelanjutan, akan tetapi yang dituntut dan dicintai Allah adalah istiqamah dia dalam beramal meskpiun sedikit amalannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«يَا أَيُّهَا النَّاسُ عَلَيْكُمْ مِنَ الْأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ، فَإِنَّ اللهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا، وَإِنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ مَا دُووِمَ عَلَيْهِ، وَإِنْ قَلَّ». وَكَانَ آلُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا عَمِلُوا عَمَلًا أَثْبَتُوهُ.

"Wahai sekalian manusia, hendaklah kalian beramal menurut kemampuan kalian, sebab Allah tidak akan pernah bosan hingga kalian bosan sendiri. Sesungguhnya amalan yang paling disukai Allah, adalah amalan yang dikerjakan secara terus menerus meskipun sedikit. Dan bila keluarga Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam melakukan suatu amalan, maka mereka akan menekuninya."  [Muttafaqun ‘alaihi, dari shahabat ‘Aisyah]

🚪 Semoga Allah ta’ala memberikan kepada kita istiqamah dalam menjalankan ketaatan kepada-Nya, sehingga kita dimatikan dalan keadaan Allah ridha kepada kita.

------------------------------------
✒ Ditulis oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawy_23 Jumadal Akhir 1436/ 13 April 2015_di kota Ambon Manise.

📥 Silahkan kunjungi blog kami untuk mengunduh PDF-nya dan juga mendapatkan artikel atau pelajaran yang telah berlalu serta unduh pula 2 aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
-------------------------------------

📚 WA. FORUM KIS

HADIST ARBAIN AN NAWAWIYAH BAG 5

💎 MENDULANG MUTIARA
DARI HADITS AL-ARBA'IN AN-NAWAWIYAH 💎

🔖Hadits Kelima🔖

⛔ Larangan Membuat Perkara-perkara Baru Dalam Agama Dan Semua Perkara Baru dalam Agama tertolak ⚠

📘 HADITS:

🔊 عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم : مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ  رَدٌّ.   [رواه البخاري ومسلم] وفي رواية لمسلم : مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.

🔊 Dari Ummul Mu’minin; Ummu Abdillah; ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata: Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa mengada-ngada sesuatu yang baru dalam urusan (agama) kami, padahal kami tidak perintahkan, maka hal itu tertolak." [HR. Al-Bukhari dan Muslim], dalam riwayat Muslim disebutkan: "Barangsiapa mengamalkan suaru perkara yang tidak kami perintahkan, maka ia tertolak."

📚 FAEDAH-FAEDAH HADITS:

📎 1. Hadits ini adalah hadits yang agung, yang mana dia menjadi dalil pokok atas tercelanya  dan tertolaknya segala bentuk perkara baru atau amalan baru dalam agama yang tidak pernah ada asalnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

🔊 Al-Imam an-Nawawi rahimahullah berkata: “Hadits ini termasuk hadits yang sepatutnya untuk dihafal dan digunakan untuk membantah segala bentuk kemungkaran (yang dibuat-buat dalam agama) serta terus disebarkan dalam berdalil dengannya.” [Syarah an-Nawawi:12/16]

🔊 Asy-Syaikh al-Albani rahimahullah berkata: “Hadits ini merupakan kaedah-kaedah Islam yang agung, dan dia termasuk dari Jawami’ Kalim Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Hadist ini menjelaskan dengan jelas tentang tertolaknya segala bentuk kebid’ahan dan perkara yang diada-adakan dalam agama.”  [Al-Irwa:1/128]

📋 Catatan: Jawami’ Kalim adalah kalimat yang singkat namun padat, yaitu memiliki makna dan faedah yang banyak.

📎 2. Larangan membuat perkara-perkara baru dalam agama, karena agama ini dibangun diatas dasar al-Qur’an dan Sunnah. Tidak satupun dari kita berhak membuat ibadah baru didalamnya, meskipun dengan niatan atau tujuan yang baik.

📎 3. Barangsiapa membuat perkara-perkara baru dalam agama, meskipun dengan niatan baik, maka hal tersebut tertolak, karena syarat diterimanya suatu amalan harus terpenuhi padanya dua syarat;
🔸a. Amalan tersebut harus ikhlas karena Allah.
🔸b. Amalan tersebut harus sesuai dengan petunjuk dan tuntunan Nabi Muhamad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dalil yang menunjukan hal ini diantaranya adalah firman Allah Ta’ala;

{فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا}

"maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya."

🔊 Berkata Ibnu Katsir rahimahullah mentafsirkan ayat ini: "Ini adalah dua rukun amalan yang diterima; harus amalan itu ikhlas karena Allah dan mencocoki syariat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. [Tafsir Ibnu Katsir 5/205]

Adapun dari sunnah, hadits Umar yang telah lewat untuk syarat pertama dan hadits ‘Aisyah diatas untuk syarat yang kedua.

📎 4. Bahayanya membuat perkara-perkara baru atau beramal dengannya didalam agama, karena konsekuensi dari perbuatan bid’ah atau membuat perkara baru dalam agama telah menuduh bahwa;
🔹a. Syariat Islam belum sempurna, berarti dia menuduh Nabi Muhamad shallallahu ‘alaihi wasallam berkhianat, karena tidak menyampaikan syariat dengan sempurna, masih ada ibadah yang beliau sembunyikan atau belum disampaikan.
🔹b. Atau dia menganggap dirinya lebih berilmu daripada Nabi Muhamad shallallahu ‘alaihi wasallam, karena masih ada perkara yang baik yang belum diketahui oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Padahal Allah Ta’ala tidaklah mewafatkan Nabi Muhamad shallallahu ‘alaihi wasallam, melainkan dalam keadaan agama Islam ini telah sempurna, tidak butuh lagi penambahan maupun pengurangan.

Allah Ta’ala berfirman:

{الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا}

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” [QS. Al-Maidah:3]

🔊 Berkata Ibnu Katsir rahimahullah: “Ini adalah kenikmatan Allah yang paling besar yang dilimpahkan kepada umat ini, yang mana Allah telah menyempurnakan untuk mereka agama mereka, mereka tidak butuh lagi kepada agama yang lain.”  [Tafsir Ibnu Katsir:3/26]

🔊 Berkata al-Imam Malik rahimahullah: “Barangsiapa membuat perkara baru dalam agama Islam dan menganggapnya suatu kebaikan, maka sungguh dia telah menuduh bahwa Nabi Muhamad shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengkhianati risalah, karena Allah telah menyempurnakan untuk kalian agama kalian, apa saja yang saat itu bukan bagian dari agama, maka pada hari ini (setelah diturunkan ayat tersebut) bukan termasuk (bagian dari) agama.”

🔊 Berkata Syaikhul Islam rahimahullah dalam kitab Majmu’ al-Fatawa:20/103: “Sesungguhnya pelaku kebid’ahan itu lebih jelek daripada pelaku kemaksiatan berdasarkan dalil dari Sunnah dan Ijma’. Sungguh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah memerintahkan untuk memerangi para Khawarij dan melarang untuk memerangi para penguasa yang zhalim. Dan beliau juga bersabda tentang para peminum khamer;

“Janganlah kalian laknat dia, karena sesungguhnya dia (masih) mencintai Allah dan Rasul-Nya.”

🚪 Waffaqallahul Jami’.

----------------------------------------
✒ Disusun oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawy_3 Rajab 1436/ 22 April 2015_di kota Ambon Manise.

📥 Silahkan kunjungi blog kami untuk mengunduh PDF-nya dan juga mendapatkan artikel atau pelajaran yang telah berlalu serta unduh pula 2 aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
---------------------------------------

📚 WA. FORUM KIS

Publikasi

WhatsApp Salafy Cirebon
_____________________________

Kamis, 17 Dzulhijjah 1436H/ 1 Oktober 2015

HADIST ARBAIN AN NAWAWIYAH BAG 7

💎 MENDULANG MUTIARA
DARI HADITS AL-ARBA'IN AN-NAWAWIYAH 💎

🔖Hadits Ketujuh🔖

🌴 Agama Islam Dibangun Diatas Nasehat 🏡

📘 HADITS:

🔊 عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْم الدَّارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ   وَسَلَّمَ قَالَ : الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ . قُلْنَا لِمَنْ ؟ قَالَ : لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ. رواه البخاري ومسلم

🔊 Dari Abu Ruqayyah Tamim Ad Daari radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda: “Agama adalah nasehat, kami berkata: Kepada siapa?  beliau bersabda: Kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada pemimpin kaum muslimin dan rakyatnya. [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
--------------------------------

📚 FAEDAH-FAEDAH HADITS:

📎 1. Pentingnya nasehat dalam agama Islam, karena agama Islam ini tegak diatas saling nasehat-menasehati. Umat Islam meraih predikat sebagai umat yang terbaik jika mereka menegakkan saling nasehat-menasehati diantara mereka. Diantara bentuk nasehat adalah saling memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran.

{كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ}

“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”. [QS. Ali ‘Imran:110]

Yahudi dilaknat Allah karena mereka tidak menegakkan saling nasehat-menasehati diantara mereka;

{لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (78) كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ (79)}

“Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.”  [QS. Al-Maaidah:78-79]

📎 2. Nasehat dalam timbangan Islam memiliki banyak keutamaan, diantara;
🔸 a. Nasehat adalah tugas para Nabi. Allah Ta’ala berfirman;

{أُبَلِّغُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَأَنْصَحُ لَكُمْ}

"Aku sampaikan kepada kalian amanat-amanat Rabb-ku dan aku memberi nasehat kepada kalian.” [QS. Al-A’raaf:62]

🔸 b. Saling menasehati merupakan alamat kesempurnaan iman. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ»

"Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri". [Muttafaqun ‘alaihi, dari sahabat Anas]

🔸 c. Menunaikan hak saudara kita, karena setiap muslim memiliki hak untuk mendapat nasehat dari kita. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

«لِلْمُؤْمِنِ عَلَى المُؤْمِنِ سِتُّ خِصَالٍ: -منها- وَيَنْصَحُ لَهُ إِذَا غَابَ أَوْ شَهِدَ»

"Hak seorang mukmin atas mukmin lainnya ada enam, yaitu; -diantaranya- dan menasehatinya apabila tidak hadir atau hadir." [HR. At-Tirmidzi, dishahihkan asy-Syaikh al-Albani]

🔊 Ibnul Mubarak rahimahullah ditanya, ‘Amalan apakah yang paling utama? Maka beliau menjawab: “Memberikan nasehat karena Allah.”
Berkata Abu Bakr al-Muzani rahimahullah: “Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu unggul dari para sahahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bukan karena puasa dan tidak pula karena shalat, akan tetapi karena sesuatu yang ada pada hatinya.” Ibnu ‘Ulayyah berkata: “Sesuatu yang ada pada hatinya adalah kecintaannya dia kepada saudaranya karena Allah dan senang memberikan nasehat kepada manusia.”

🔊 Syaikhul Islam berkata: “Seorang mukmin bagi saudaranya ibarat dua telapak tangan, saling membasuh telapak yang lainnya.”

📎 3. Termasuk bentuk nasehat adalah memberikan solusi dan arahan dalam bermusyawarah.

🔊 Berkata Syaikhul Islam rahimahullah: “Telah datang dalam hadits yang shahih bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dikabari Fathimah bintu Qais, ‘Sungguh Abu Jahm dan Mu’awiyah telah melamarku.’ Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Abu Jahm adalah orang yang suka memukul wanita dan adapun Mu’awiyah adalah orang yang miskin, tidak memiliki harta.” Beliau menjelaskan kepadanya tentang keadaan dua orang yang melamar wanita. Maka sesungguhnya memberikan nasehat dalam perkara agama itu lebih utama daripada dalam perkara dunia, karena apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan nasehat kepada seorang wanita dalam urusan dunianya, maka memberikan nasehat dalam perkara agama lebih agung.”

📎 4. Hendaknya nasehat itu dilakukan dengan lemah lembut, tidak kasar dan juga hendaknya empat mata, tidak dihadapan umum.

🔊 Al-Imam asy-Syafi’i berkata: “Barangsiapa menasehati saudaranya empat mata, maka sungguh dia telah menasehatinya dan memperbaikinya. Dan barangsiapa menasehati saudaranya dihadapan umum, maka sungguh dia telah menelanjanginya dan menjatuhkan kehormatannya.”

🚪 Waffaqallahul Jami’ li kulli khairin.

Bersambung in syaa Allah…

-------------------------------
✒ Disusun oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawy_16 Rajab 1436/ 5 Mei 2015_di kota Ambon Manise.

📥 Silahkan kunjungi blog kami untuk mengunduh PDF-nya dan juga mendapatkan artikel atau pelajaran yang telah berlalu serta unduh pula 2 aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
------------------------------

📚 WA. FORUM KIS

MENDULANG MUTIARA DARI HADITS AL-ARBA'IN AN-NAWAWIYAH

💎 MENDULANG MUTIARA
DARI HADITS AL-ARBA'IN AN-NAWAWIYAH
💎

🔖Hadits Keenam🔖

🔬 Perkara Halal dan Haram telah Jelas 🍚

📙HADITS:

🔊 🔊عَنْ أَبِيْ عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بِشِيْر رضي الله عنهما قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: «إِنَّ الحَلالَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَات لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاس، ِ فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبْرأَ لِدِيْنِهِ وعِرْضِه، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الحَرَامِ كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الحِمَى يُوشِكُ أَنْ يَقَعَ فِيْهِ. أَلا وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمَىً. أَلا وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ، أَلا وإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وإذَا فَسَدَت فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلا وَهيَ القَلْبُ». رواه البخاري ومسلم

🔊 Dari Abu Abdillah an-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ’alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya yang halal telah nyata (jelas) dan yang haram telah nyata. Dan di antara keduanya ada perkara yang tidak jelas, yang tidak diketahui kebanyakan orang. Maka barangsiapa menjaga dirinya dari melakukan perkara yang syubhat (meragukan), maka selamatlah agama dan harga dirinya, tetapi siapa yang terjatuh dalam perkara syubhat, maka dia terjatuh kepada keharaman. Tak ubahnya seperti gembala yang menggembala di tepi pekarangan, dikhawatirkan ternaknya akan masuk ke dalamnya. Ketahuilah, setiap raja itu memiliki larangan, dan larangan Allah adalah sesuatu yang diharamkannya. Ketahuilah, bahwa dalam setiap tubuh manusia terdapat segumpal daging, jika segumpal daging itu baik maka baik pula seluruh badannya, namun jika segumpal daging tersebut rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, gumpalan darah itu adalah hati“. [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

📚 FAEDAH-FAEDAH HADITS:

📎 1. Hadits ini menunjukkan bahwa perkara yang ada dihadapan kita terbagi menjadi tiga macam;
🔹a. Perkara yang telah nyata kehalalannya, tidak tersamarkan padanya sedikit pun, seperti makan daging ayam, kambing, sapi, onta dan lainnya.
🔹b. Perkara yang telah nyata keharamannya, tidak tersamarkan padanya sedikit pun, seperti makan daging anjing, babi, bangkai, minum khamer dan yang lainnya.
🔹c. Perkara yang tersamarkan, apakah dia halal ataukah haram?!

Perkara yang ketiga ini tidak diketahui oleh kebanyakan orang, kecuali para ulama. Para ulama tahu hukumnya, apakah itu halal ataukah haram dengan dalil nash al-Quran dan sunnah atau qiyas yang dibenarkan. Jenis perkara yang masih tersamarkan kehalalan dan keharamannya lebih utama ditinggalkan, karena hal ini lebih selamat dan lebih menjaga dirinya serta terlepas dari tanggungan.

📎 2. Maksud dari sabda beliau: “Siapa yang terjatuh dalam perkara syubhat, maka dia terjatuh kepada keharaman” adalah barangsiapa menerjang sesuatu yang masih tersamarkan, dalam keadaan dia sendiri tidak tahu apakah yang dia lakukan adalah perkara yang halal atau haram, maka hal ini membuat dirinya tidak aman kalau seandainya ternyata perkara yang dia lakukan adalah haram dalam keadaan dia tidak mengetahuinya.

📎 3. Diantara bentuk keselamatan dari perkara yang haram adalah menjauhi segala bentuk syubhat.

📎 4. Keutamaan sifat Wara’, yaitu menjauhi segala perkara yang dikuatirkan akan memadaratkan dirinya di Akherat.

📎 5. Hikmah Allah menyebutkan bahwa disana ada  perkara yang masih syubhat (samar) adalah mendorong manusia untuk mempelajari ilmu agama yang benar, karena dengan ilmu ini akan jelas baginya, mana yang halal dan mana yang haram.

📎 6. Metode pengajaran yang baik dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, yang mana beliau memberikan permisalan atau contoh dalam pengajarannya agar lebih mendekatkan kepada pemahaman.

📎 7. Wajib bagi setiap muslim memperhatikan keadaan hatinya, karena baik dan buruk, bagus atau rusaknya suatu amalan tergantung dari baik dan buruknya hati. Jika hatinya buruk atau jelek maka akan membuahkan amalan yang buruk atau jelek. Oleh karena itu, sepantasnya bagi setiap muslim memohon kepada Allah agar hatinya tetap sehat, senantiasa ingat kepada Allah dan tetap dikokohkan diatas ketaatan kepada Allah. Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa dalam sujud shalatnya:

"يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ"

"Wahai Dzat yang membolak balikkan hati, teguhkanlah hatiku berada di atas agamamu." [HR. Ahmad dan at-Tirmidzi, dishahihkan asy-Syaikh al-Albani dan asy-Syaikh Muqbil]

Waffaqallahul Jami’ li kulli khairin.

--------------------------------
✒ Disusun oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawy_9 Rajab 1436/ 28 April 2015_di kota Ambon Manise.

📥Silahkan kunjungi blog kami untuk mengunduh PDF-nya dan juga mendapatkan artikel atau pelajaran yang telah berlalu serta unduh pula 2 aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
----------------------------------

📚 WA. FORUM KIS

Publikasi

🚪 W S C
_______________________________

Kamis, 24 dzulhijjah 1436 H/ 8 Oktober 2015

Pukul. 07.22 wib

KETERKAITAN AL IRSYAD DENGAN JARINGAN TERORIS TAKFIRI KHAWARIJ&IHYA'UT TURATS

KETERKAITAN AL IRSYAD DENGAN JARINGAN TERORIS TAKFIRI KHAWARIJ & IHYA'UT TURATS

I. AL IRSYAD & JARINGAN TERORIS TAKFIRI BA'ASYIRI

Bukti bahwa Ba'asyir menyebarkan dan membawa pemikiran Takfir bisa dilihat pada pengkafirannya terhadap presiden SBY:
http://m.arrahmah.com/read/2011/04/25/12050-ustadz-abu-bakar-baasyir-sby-kafir.html

Dua tahun setelah bom Bali I pada tahun 2002 (tepatnya pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002. Daftar tersangka yang terlibat lihat para Link berikut https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bom_Bali_2002 ) Ma'had Ali Al Irsyad Surabaya pimpinan Abdurrahman Tamimi mengadakan daurah Masyaikh pada bulan Desember 2004. Sangat menakjubkan bahwa mereka secara resmi ternyata memiliki hubungan nyata dengan institusi resmi jaringan Khawarij Takfiri, mengundang perwakilan dari Pondok Pesantren Al-Mukmin Solo dan Ponpes Dar Asy-Syahadah Boyolali.

Perhatikan nomor urut peserta 72 dan 73. Nomor 72 diisi oleh nama Muzayyin yang merupakan perwakilan Pondok Pesantren Al-Mukmin Solo atau yang lebih dikenal kehebohannya sebagai pesantren yang didirikan dan dikelola oleh “teroris” Abubakar Ba’asyir-Ngruki dengan haluan NII-nya!!

Adapun nomor 72 diisi nama Mustaqim yang menjadi utusan dari Ponpes Dar Asy-Syahadah Boyolali. Secara historis dan manhaj, pondok ini memiliki kaitan dengan Al-Mukmin-Solo!! Karena itulah tidak mengherankan jika Dar Asy-Syahadah ini salah satu hasil didikannya terlibat dalam kasus bom Bali!!
Siapakah  Mustaqim dari Pesantren Dar Asy Syahadah Boyolali yang diundang oleh Ma’had Al-Irsyad Surabaya dalam acara Daurah bersama Masyayikh?

Lengkapnya Pondok Pesantren Darusy Syahadah di Gunungmadu, Simo, Boyolali
1. Tahun 2004, Mustaqim adalah Pimpinan Ponpes Darusy Syahadah
http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2004/bulan/09/tgl/17/time/172936/idnews/209857/idkanal/10

“Darusy Syahadah Klarifikasi. Sementara itu pimpinan Pesantren Darusy Syahadah Boyolali Mustaqiem, atas inisiatifnya sendiri hari ini menemui Kapolres Boyolali AKBP Oneng Subroto. Hal ini untuk mencari kepastian mengenai informasi tentang keterlibatan Jabir yang sejauh ini diberitakan sebagai salah satu tersangka pelaku bom Kuningan.
Usai pertemuan di ruang Kapolres Boyolali, Mustaqiem kepada detikcom mengatakan bahwa dirinya perlu mendapatkan informasi yang lebih jelas apakah Jabir yang dimaksud polisi adalah Jabir alias Gempur Budi Angkoro yang menjadi salah satu pengajar di pesantrennya. Karena memang Jabir alias Gempur telah menghilang sejak Mei lalu dari pesantrennya.”

2. Pengelola ponpes Darusy Syahadah th 2005 adalah Mustaqim
http://jkt1.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/10/tgl/20/time/152746/idnews/465418/idkanal/10
“Pesantren lain di Surakarta yang juga memiliki catatan alumninya tersangkut kasus terorisme adalah Pesantren Darusy Syahadah di Gunungmadu, Simo, Boyolali. Beberapa lulusan pesantren ini yang belajar di Pakistan pernah dideportasi bersama Rusman Gunawan, adik Hambali, dengan tudingan membantu memperlancar aliran dana bagi kegiatan teror.
Namun, salah seorang pengelola ponpes Darusy Syahadah, Mustaqim, juga buru-buru membantah jika pesantrennya disebut mendapat pengawasan khusus dari pemerintah. Hingga saat ini, kata dia, laporan-laporan yang diminta oleh pihak Depag Boyolali kepada pesantrennya juga masih seputar data santri dan kegiatan proses belajarnya.”

3. Mustaqim pimpinan pondok Darusy Syahadah th 2005, akui Salik Firdaus alumnus sana
http://jkt.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/11/tgl/01/time/131403/idnews/473099/idkanal/10
“Selasa , 01/11/2005 13:14 WIB
Pimpinan Ponpes Akui Salik Jebolan Darusy Syahadah Boyolali
Muchus Budi R. – detikInet
Solo, Ustad Mustaqiem, pimpinan Pesantren Darusy Syahadah, di Gunungmadu, Boyololi, mengakui bahwa Salik Firdaus yang disebut-sebut mirip dengan pelaku bom Bali II adalah bekas santri di pesantrennya. Mustaqiem mengatakan, Salik tidak menamatkan pendidikan sebagai kader mualimin di pesantrennya.
Seperti diketahui saat ini nama Salik mengemuka setelah para tetangganya di Desa Cidulang, Ciikijing, Majalengka, merasa mengenali salah satu foto pelaku bom bunuh diri di Bali 1 Oktober lalu sebagai foto Salik. Apalagi semenjak peristiwa tersebut terjadi pemuda berumur 23 tahun itu juga tidak pernah menampakkan diri.
Pimpinan Darusy Syahadah, Mustaqiem mengakui Salik pernah nyantri di pesantrennya. Dia masuk Kuliyyatul Mu’alimin Al-Islamiyah (KMI) atau pendidikan kader mu’alim, namun hanya dua tahun bertahan lalu pamit meninggalkan pesantren.
“Dia pamit akan pulang ke Jawa Barat, saat itu alasannya karena urusan keluarga. Dia pamit dengan baik-baik kepada saya, para pengajar lain di pesantren maupun kepada teman-teman santrinya. Tidak ada persoalan apa-apa,” papar Mustaqiem kepada detikcom, Selasa (1/11/2005)”

4. Tahun 2005 adalah pengelola/pimpinan pondok Darusy Syahadah
http://www.suaramerdeka.com/harian/0510/21/nas01.htm
“Seorang pengelola Pondok Pesantren Darusy Syahadah Mustaqim , juga buru-buru membantah jika pesantrennya mendapat pengawasan khusus dari pemerintah.
Hingga saat ini, laporan-laporan yang diminta pihak Depag Boyolali kepada pesantren juga masih seputar data santri dan kegiatan proses belajar.”

5. Tahun 2006 masih direktur Darusy Syahadah
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0605/01/sh04.html
” Perihal Abdul Hadi, teroris yang tertembak dalam pengerebekan tersebut, Jamaludin Sidik (27) adik Abdul Hadi mengaku kakaknya terakhir pulang ke kampungnya tiga tahun silam. Kabar terakhir yang mereka terima, Abdul Hadi mengajar di sebuah pondok pesantren di Kediri.
“Kakak saya pernah belajar di Ponpes Ngruki dan lulus tahun 1993,” ujarnya. Sedangkan teroris lainya yang tewas yakni Jabir alias Gempur Budi Angkoro diketahui juga pernah belajar di Ponpes Ngruki, Solo. Ia juga pernah belajar di Ponpes Darusy Syahadah, Simo, Boyolali Jawa Tengah.
Bukan itu saja, karena prestasinya ia sempat menjadi salah satu pengajar di Darusy Syahadah sekitar 8 bulan. Menurut pengasuh Ponpes Darusy Syahadah, Ustadz Mustaqim, Jabir pernah menjadi santri di Darusy Syahadah mulai tahun 1995. Karena ia adalah lulusan dari Ponpes Ngruki, maka Jabir langsung masuk di kelas Mualimin.”

6. Salik Firdaus pelaku bom Bali II
http://jkt1.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/11/tgl/02/time/132446/idnews/473679/idkanal/10

Tentang Salik Firdaus yang mampus pada bom Bali II, dia adalah alumnus PP Darus Syahadah, Boyolali. Lihat makna  syahadah opo maneh kalo bukan mati sangit ?
http://portal.cbn.net.id/cbprtl/common/ptofriend.aspx?x=Hot+Topic&y=cybernews%7C0%7C0%7C2%7C11

“Lalu, ketika simpul Sunata di Jakarta dan Solo ditangkapi polisi pada Juni 2005, Noor Din juga aman. Entah ia tengah di mana. Yang jelas, dua bulan kemudian, Agustus 2005, trio calon bomber Bali II (Salik Firdaus, Misno, dan Aip Hidayat) sedang digodok. Itu ditandai dengan menghilangnya Salik dan Misno dari kediaman di Majalengka, sebagaimana diterangkan keluarga mereka.

Menurut polisi, rekrutmen Salik Firdaus dilakukan Jabir, senior Salik di Pesantren Darus Syahadah, Boyolali, Jawa Tengah. Abdul Hadi juga berperan dalam rekrutmen. Lulusan Pesantren Ngruki ini pernah mengajar di Darus Syahadah. Maka, ikatan ‘’ustad-senior-murid’’ antara Hadi-Jabir-Salik memiliki dampak khusus dalam proses rekrutmen bomber Bali II..”
Simak di artikel http://www.gatra.com/2003-11-11/artikel.php?id=32126

Koneksi Antara Johor dan Ngruki
Terpenting dari data-data yang terkumpul di atas bukanlah ulasan-ulasan yang dituliskan oleh berbagai media tersebut, tetapi hanyalah merupakan bukti penguat bahwa Mustaqim yang diundang oleh Ma’had Al-Irsyad bukanlah orang “sembarangan”, dia adalah kelompoknya Abubakar Ba’asyir!! Bahkan pucuk pimpinan salah satu pesantren yang menjadi link jaringan Ba’asyir! Apakah kehadirannya terkait dengan keberadaan Farid Okbah yang memang merupakan link Ba’asyir di Al-Irsyad illegal? Allahu a’lam.

II. AL IRSYAD & IHYA'UT TURATS
Hubungan nyata ini tampak dari undangan mereka kepada perwakilan resmi Ihyaut Turats cabang Indonesia yang beralamatkan di Jalan Basuki Rahmat 8b Jatinegara Jakarta Timur. Lihat no. 28, 34, 121