Kamis, 05 November 2015

KETERKAITAN AL IRSYAD DENGAN JARINGAN TERORIS TAKFIRI KHAWARIJ&IHYA'UT TURATS

KETERKAITAN AL IRSYAD DENGAN JARINGAN TERORIS TAKFIRI KHAWARIJ & IHYA'UT TURATS

I. AL IRSYAD & JARINGAN TERORIS TAKFIRI BA'ASYIRI

Bukti bahwa Ba'asyir menyebarkan dan membawa pemikiran Takfir bisa dilihat pada pengkafirannya terhadap presiden SBY:
http://m.arrahmah.com/read/2011/04/25/12050-ustadz-abu-bakar-baasyir-sby-kafir.html

Dua tahun setelah bom Bali I pada tahun 2002 (tepatnya pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002. Daftar tersangka yang terlibat lihat para Link berikut https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bom_Bali_2002 ) Ma'had Ali Al Irsyad Surabaya pimpinan Abdurrahman Tamimi mengadakan daurah Masyaikh pada bulan Desember 2004. Sangat menakjubkan bahwa mereka secara resmi ternyata memiliki hubungan nyata dengan institusi resmi jaringan Khawarij Takfiri, mengundang perwakilan dari Pondok Pesantren Al-Mukmin Solo dan Ponpes Dar Asy-Syahadah Boyolali.

Perhatikan nomor urut peserta 72 dan 73. Nomor 72 diisi oleh nama Muzayyin yang merupakan perwakilan Pondok Pesantren Al-Mukmin Solo atau yang lebih dikenal kehebohannya sebagai pesantren yang didirikan dan dikelola oleh “teroris” Abubakar Ba’asyir-Ngruki dengan haluan NII-nya!!

Adapun nomor 72 diisi nama Mustaqim yang menjadi utusan dari Ponpes Dar Asy-Syahadah Boyolali. Secara historis dan manhaj, pondok ini memiliki kaitan dengan Al-Mukmin-Solo!! Karena itulah tidak mengherankan jika Dar Asy-Syahadah ini salah satu hasil didikannya terlibat dalam kasus bom Bali!!
Siapakah  Mustaqim dari Pesantren Dar Asy Syahadah Boyolali yang diundang oleh Ma’had Al-Irsyad Surabaya dalam acara Daurah bersama Masyayikh?

Lengkapnya Pondok Pesantren Darusy Syahadah di Gunungmadu, Simo, Boyolali
1. Tahun 2004, Mustaqim adalah Pimpinan Ponpes Darusy Syahadah
http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2004/bulan/09/tgl/17/time/172936/idnews/209857/idkanal/10

“Darusy Syahadah Klarifikasi. Sementara itu pimpinan Pesantren Darusy Syahadah Boyolali Mustaqiem, atas inisiatifnya sendiri hari ini menemui Kapolres Boyolali AKBP Oneng Subroto. Hal ini untuk mencari kepastian mengenai informasi tentang keterlibatan Jabir yang sejauh ini diberitakan sebagai salah satu tersangka pelaku bom Kuningan.
Usai pertemuan di ruang Kapolres Boyolali, Mustaqiem kepada detikcom mengatakan bahwa dirinya perlu mendapatkan informasi yang lebih jelas apakah Jabir yang dimaksud polisi adalah Jabir alias Gempur Budi Angkoro yang menjadi salah satu pengajar di pesantrennya. Karena memang Jabir alias Gempur telah menghilang sejak Mei lalu dari pesantrennya.”

2. Pengelola ponpes Darusy Syahadah th 2005 adalah Mustaqim
http://jkt1.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/10/tgl/20/time/152746/idnews/465418/idkanal/10
“Pesantren lain di Surakarta yang juga memiliki catatan alumninya tersangkut kasus terorisme adalah Pesantren Darusy Syahadah di Gunungmadu, Simo, Boyolali. Beberapa lulusan pesantren ini yang belajar di Pakistan pernah dideportasi bersama Rusman Gunawan, adik Hambali, dengan tudingan membantu memperlancar aliran dana bagi kegiatan teror.
Namun, salah seorang pengelola ponpes Darusy Syahadah, Mustaqim, juga buru-buru membantah jika pesantrennya disebut mendapat pengawasan khusus dari pemerintah. Hingga saat ini, kata dia, laporan-laporan yang diminta oleh pihak Depag Boyolali kepada pesantrennya juga masih seputar data santri dan kegiatan proses belajarnya.”

3. Mustaqim pimpinan pondok Darusy Syahadah th 2005, akui Salik Firdaus alumnus sana
http://jkt.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/11/tgl/01/time/131403/idnews/473099/idkanal/10
“Selasa , 01/11/2005 13:14 WIB
Pimpinan Ponpes Akui Salik Jebolan Darusy Syahadah Boyolali
Muchus Budi R. – detikInet
Solo, Ustad Mustaqiem, pimpinan Pesantren Darusy Syahadah, di Gunungmadu, Boyololi, mengakui bahwa Salik Firdaus yang disebut-sebut mirip dengan pelaku bom Bali II adalah bekas santri di pesantrennya. Mustaqiem mengatakan, Salik tidak menamatkan pendidikan sebagai kader mualimin di pesantrennya.
Seperti diketahui saat ini nama Salik mengemuka setelah para tetangganya di Desa Cidulang, Ciikijing, Majalengka, merasa mengenali salah satu foto pelaku bom bunuh diri di Bali 1 Oktober lalu sebagai foto Salik. Apalagi semenjak peristiwa tersebut terjadi pemuda berumur 23 tahun itu juga tidak pernah menampakkan diri.
Pimpinan Darusy Syahadah, Mustaqiem mengakui Salik pernah nyantri di pesantrennya. Dia masuk Kuliyyatul Mu’alimin Al-Islamiyah (KMI) atau pendidikan kader mu’alim, namun hanya dua tahun bertahan lalu pamit meninggalkan pesantren.
“Dia pamit akan pulang ke Jawa Barat, saat itu alasannya karena urusan keluarga. Dia pamit dengan baik-baik kepada saya, para pengajar lain di pesantren maupun kepada teman-teman santrinya. Tidak ada persoalan apa-apa,” papar Mustaqiem kepada detikcom, Selasa (1/11/2005)”

4. Tahun 2005 adalah pengelola/pimpinan pondok Darusy Syahadah
http://www.suaramerdeka.com/harian/0510/21/nas01.htm
“Seorang pengelola Pondok Pesantren Darusy Syahadah Mustaqim , juga buru-buru membantah jika pesantrennya mendapat pengawasan khusus dari pemerintah.
Hingga saat ini, laporan-laporan yang diminta pihak Depag Boyolali kepada pesantren juga masih seputar data santri dan kegiatan proses belajar.”

5. Tahun 2006 masih direktur Darusy Syahadah
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0605/01/sh04.html
” Perihal Abdul Hadi, teroris yang tertembak dalam pengerebekan tersebut, Jamaludin Sidik (27) adik Abdul Hadi mengaku kakaknya terakhir pulang ke kampungnya tiga tahun silam. Kabar terakhir yang mereka terima, Abdul Hadi mengajar di sebuah pondok pesantren di Kediri.
“Kakak saya pernah belajar di Ponpes Ngruki dan lulus tahun 1993,” ujarnya. Sedangkan teroris lainya yang tewas yakni Jabir alias Gempur Budi Angkoro diketahui juga pernah belajar di Ponpes Ngruki, Solo. Ia juga pernah belajar di Ponpes Darusy Syahadah, Simo, Boyolali Jawa Tengah.
Bukan itu saja, karena prestasinya ia sempat menjadi salah satu pengajar di Darusy Syahadah sekitar 8 bulan. Menurut pengasuh Ponpes Darusy Syahadah, Ustadz Mustaqim, Jabir pernah menjadi santri di Darusy Syahadah mulai tahun 1995. Karena ia adalah lulusan dari Ponpes Ngruki, maka Jabir langsung masuk di kelas Mualimin.”

6. Salik Firdaus pelaku bom Bali II
http://jkt1.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/11/tgl/02/time/132446/idnews/473679/idkanal/10

Tentang Salik Firdaus yang mampus pada bom Bali II, dia adalah alumnus PP Darus Syahadah, Boyolali. Lihat makna  syahadah opo maneh kalo bukan mati sangit ?
http://portal.cbn.net.id/cbprtl/common/ptofriend.aspx?x=Hot+Topic&y=cybernews%7C0%7C0%7C2%7C11

“Lalu, ketika simpul Sunata di Jakarta dan Solo ditangkapi polisi pada Juni 2005, Noor Din juga aman. Entah ia tengah di mana. Yang jelas, dua bulan kemudian, Agustus 2005, trio calon bomber Bali II (Salik Firdaus, Misno, dan Aip Hidayat) sedang digodok. Itu ditandai dengan menghilangnya Salik dan Misno dari kediaman di Majalengka, sebagaimana diterangkan keluarga mereka.

Menurut polisi, rekrutmen Salik Firdaus dilakukan Jabir, senior Salik di Pesantren Darus Syahadah, Boyolali, Jawa Tengah. Abdul Hadi juga berperan dalam rekrutmen. Lulusan Pesantren Ngruki ini pernah mengajar di Darus Syahadah. Maka, ikatan ‘’ustad-senior-murid’’ antara Hadi-Jabir-Salik memiliki dampak khusus dalam proses rekrutmen bomber Bali II..”
Simak di artikel http://www.gatra.com/2003-11-11/artikel.php?id=32126

Koneksi Antara Johor dan Ngruki
Terpenting dari data-data yang terkumpul di atas bukanlah ulasan-ulasan yang dituliskan oleh berbagai media tersebut, tetapi hanyalah merupakan bukti penguat bahwa Mustaqim yang diundang oleh Ma’had Al-Irsyad bukanlah orang “sembarangan”, dia adalah kelompoknya Abubakar Ba’asyir!! Bahkan pucuk pimpinan salah satu pesantren yang menjadi link jaringan Ba’asyir! Apakah kehadirannya terkait dengan keberadaan Farid Okbah yang memang merupakan link Ba’asyir di Al-Irsyad illegal? Allahu a’lam.

II. AL IRSYAD & IHYA'UT TURATS
Hubungan nyata ini tampak dari undangan mereka kepada perwakilan resmi Ihyaut Turats cabang Indonesia yang beralamatkan di Jalan Basuki Rahmat 8b Jatinegara Jakarta Timur. Lihat no. 28, 34, 121

Tidak ada komentar:

Posting Komentar